DESA RIAM DANAU
Sungai jelai merupakan ikon dari
Desa Riam Danau
Riam Danau, adalah sebuah Desa yang merupakan gabungan dari dua desa yaitu Desa Riam Danau Kanan dan Desa Kesuma Jaya ( Riam Danau Kiri). Desa ini
berada di provinsi Kalimantan barat, tepatnya berada di kecamatan Jelai hulu,
kabupaten Ketapang. Desa ini berjarak sekitar 270 km dari pusat kota Ketapang,
lumayan jauh juga yaa,,, tapi menurut kami sebagai anak-anak asli Riam Danau
hal itu bukanlah suatu masalah yang berarti, memang jalan menuju Riam danau
lumayan ekstrim dan memacu adrenalin bagaimana tidak jalan rusak dan berlobang
sudah menjadi fenomena sehari-hari, ditambah lagi apabila musim hujan kondisi
jalan akan semakin parah, perjalanan yang normalnya ditempuh dalam waktu 3 jam
biasanya tertunda sampai 6 jam perjalanan, dari Ketapang menuju Riam Danau begitu juga
sebaliknya belum lagi resiko apabila terjadi
kerusakan pada kendaraan, apabila musim panas akan banyak debu yang
berterbangan tetapi waktu tempuhnya akan semakin pendek. Tetapi sekarang
Alhamdulillah, pemerintah kabupaten ketapang sudah berusaha memperbaiki jalan
yang rusak tersebut. Kondisi jalan seperti itu menyulitkan para pengendara tidak
hanya dari Riam danau saja tetapi pengendara dari tempat lain yang akan menuju
Ketapang. Kabupaten Ketapang memiliki 20 Kecamatan dan sebanyak 14 dari 20 kecamatan tersebut berada di daerah
perhuluan, dengan kondisi jalan yang rusak tersebut apabila tidak ada perbaikan
maka akan menyulitkan para pengendara dari berbagai kecamatan itu khusunya
pengendara dari kecamatan Jelai Hulu yang mana terdapat desa Riam Danau. Perjalanan
yang lumayan sulit dan melelahkan
tersebut akan terbayarkan apabila sudah mendekati kecamatan Tumbang Titi
pemandangan sepanjang jalan yang dilalui akan terlihat hijau dan asri karena
sebagian besar di sisi kanan dan kiri jalan ditumbuhi hutan-hutan yang rimbun
serta terdapat perbukitan, sehingga perjalanan yang ditempuh akan terasa
menyenangkan dan tidak terasa melelahkan, apalagi kalau sudah sampai di Riam Danau
rasanya sungguh terbayarkan dengan disuguhi pemandangan perbukitan yang hijau
selain itu kita juga akan melihat keindahan sungai jelai yang airnya masih
bersih dan jernih, ditambah lagi dengan keramahan penduduknya akan membuat anda yang baru pertama kali
mengunjungi Riam danau betah berlama lama di desa tersebut.
Riam Danau merupakan satu-satunya
desa yang berada di kecamatan Jelai Hulu, yang memiliki jumlah penganut agama
Islam terbanyak. Desa ini adalah desa yang memiliki penduduk yaitu suku melayu, yang mana merupakan
penduduk asli. Agama Islam di Riam Danau adalah sekitar 99,9% dan
sisanya menganut agama Nasrani yaitu Etnis Tionghoa dan Suku Dayak yang berada di Dusun Batu Besi yang merupakan pendatang
dan kemudian menetap. Desa Riam Danau berada tepian sungai jelai yaitu salah
satu sungai besar yang ada di kabupaten ketapang yang bermuara di Kalimantan
tengah tepatnya di Kuala jelai, kabupaten Sukamara, Kalteng. Sungai Jelai membagi desa Riam danau menjadi dua
bagian yaitu desa Riam Danau Kanan, dan desa Kesuma Jaya. Kedua desa
tersebut dihubungkan oleh Jembatan gantung yang merupakan sarana vital,
sebenarnya Riam danau sudah memerulakan sebuah jembatan yang lebih layak
sebagai pengganti jembatan gantung tersebut karena jumlah penduduk yang terus
bertambah dan juga pendatang yang terus berdatangan serta jumlah kendaraan yang
terus bertambah membuat penggunaan jembatan gantung tersebut serasa tidak layak
apabila digunakan untuk penyebrangan kendaraan bermotor apalagi kendaraan yang
bisa melintas hanyalah kendaraan berupa sepeda motor saja itupun hanya bisa di
lalui oleh dua buah sepeda motor
sekaligus
saja sedangkan untuk kendaraan seperti Mobil maupun truk tidak bisa
melintas. Padahal saat ini kondisi pertumbuhan Riam Danau sangat signifikan di
tambah dengan dibukanya perusahaan perkebunan sawit dan pertambangan, membuat
desa Riam danau benar-benar membutuhkan jembatan penghubung yang lebih layak
dari jembatan gantung tersebut. Selain itu desa-desa sekitar Riam danau baik
itu yang berada di hulu sungai jelai maupun hilir sungai juga bisa menggunaan
sampan dan perahu motor sebagai sarana agar bisa sampai ke Riam danau, meski
kondisi jalan darat saat ini sebenarnya lebih nyaman dan cepat tetapi ada saat
dimana transportasi air tersebut diperlukan, seperti misalnya pada saat sungai
jelai pasang dan pada saat itulah
digunakan transportasi air seperti perahu motor untuk mengangkut barang-barang
dalam skala besar, hal ini dikarenakan di Riam danau banyak terdapat pertokoan yang menjual barang
keperluan dalam jumlah yang besar dan lengkap sehingga banyak dari Desa-desa
sekitar itu membeli beberapa barang dan keperluan ke Riam danau untuk dijual
lagi di Desanya. Hal ini tidak bisa dilakukan apabila sungai sedang surut karena pada saat air sungai jelai surut
transportasi air seperti perahu motor sulit melintas, disebabkan di sepanjang
aliran sungai terdapat riam-riam yang berbahaya bila dilalui perahu motor karena
bila tidak berhati-hati dan mahir mengemudikan perahu motor tersebut maka, riam-riam
itu berpotensi mengaramkan dan menghancurkan perahu tersebut, dengan
batu-batunya yang besar dan juga aliran air yang sangat deras di sepanjang riam
tersebut . Secara geografis Riam danau
berada di daerah lembah yaitu di tepian sungai jelai dan juga dikelilingi
deretan perbukitan yang masih rimbun dengan hutan. Desa Riam Danau juga
dikelilingi oleh beberapa desa yang mayoritas penduduknya adalah suku Dayak dan
menganut agama Nasrani, meskipun begitu tidak pernah ada konflik yang dipicu
oleh perbedaan tersebut, malah sebaliknya antara penduduk riam danau dan
penduduk disekitar desa tersebut terjalin hubungan yang baik tanpa membeda
bedakan, suku, ras dan agama, hal inilah yang menjadikan tidak pernah adanya
konflik antar suku. Berikut desa-desa yang berada disekitar Riam danau :
·
Utara :
Desa Limpang ( Benatu)
·
Selatan :
Desa Tebing Berseri ( Tembiruhan )
·
Barat :
Desa Air Dua
·
Timur :
Desa Pangkalan Suka ( Semenjawat)
Berdasarkan hal tersebut maka Desa
riam danau dapat disimpulkan berada di
tengah dan sangat strategis sekali jika dikembangkan, karena Desa Riam Danau sudah
memiliki beberapa Kriteria yang mendukung seperti adanya area Pertokoan yang
sebagian besar dimiliki oleh orang-orang Etnis Tionghoa, sarana Pendidikan yaitu: satu
buah TK Negeri tiga buah SD Negeri yang terletak di desa Riam danau Kanan yaitu
SDN 7, Desa Kesuma Jaya yaitu SDN 6, serta SDN 30 yang berada di Dusun Batu Besi, Desa Riam Danau Kanan satu buah SMP Negeri yang terletak
di Desa Riam Danau kanan, satu buah SMK negeri yang berada di Desa Riam
Danau kiri, terdapat pula 2 buah TPA(Taman pendidikan Al-Quran) yang
masing-masing berada di desa Riam danau kanan dan Kiri untuk sarana ibadah Terdapatnya 2 buah Masjid dan satu buah Surau, yaitu Masjid Syuhada(
Riam danau kanan) dan masjid Mujahidin (
Riam Danau kiri), terdapat pula Gereja yang Berada di Dusun Batu Besi sarana Olahraga yaitu terdapat Dua buah Lapangan Sepak bola yaitu Lapangan Uti Nurhekman dan Lapangan Ujung,
satu buah lapangan Voly, adanya 1 buah
gedung serbaguna yang terdapat di Desa Kesuma Jaya serta terdapat satu buah
Rumah Adat Melayu yang berada di desa
Riam Danau Kanan.
Masjid
Syuhada yang terdapat di Desa Riam Danau kanan
Karena merupakan penduduk yang
mayoritas agamannya adalah Islam dan sebagian besar adalah Suku Melayu maka
dapat dikatakan Riam danau memiliki tradisi dan adat istiadat yang masih kental
dan syarat dengan unsur-unsur melayu yang bernuansa Islami, tradisi tersebut
biasanya dilakukan terutama saat menyambut hari-hari besar Islam seperti, tahun
baru hijriah, ramadhan dan Maulid Nabi, serta adat melayu juga terlihat pada acara Pernikahan, dan acara-acara tradisi lainya. Biasanya untuk Menandai awal masuknya bulan ramadhan
diadakan pemukulan bedug di masjid yang dilakukan orang tua maupun para pemuda,
isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW diperingati dengan Ceramah dan pembacaan kitab yang isinya
menceritakan kisah perjalanan nabi Muhammad SAW selama isra mi’raj.
Maulid nabi Muhammad SAW, biasanya
dimulai pagi hari pada saat tersebut orang dari seluruh desa berkumpul di salah
satu titik kampung, sambil memikul nasi Kuning, yang terbuat dari beras Ketan
yang dimasak kemudian di bentuk menyerupai bintang yang semakin ke tengah
semakin tinggi tinggi nasinya sekitar 5
– 10 cm, dan dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk bintang juga, kemudian
baru diletakan diatas sebuah tempat yang disebut pahar, yang menyerupai sebuah
nampan bulat besar tetapi memiliki kaki yang mana pahar tersebut
terbuat dari tembaga. Setelah nasi tersebut diletakkan kemudian ditengahnya
diberi sebuah bambu untuk menancapkan sebuah hiasan yang disebut Malai yang
berbetuk seperti pohon bunga tetapi terbuat dari pintalan benang dan bahan
lainya yang dibentuk sangat indah, malai tersebut memiliki ketinggian sekitar 1
– 2 meter, baru setelah itu diberi
pegangangan berupa kayu yang mana pahar berisi nasi kuning tersebut di
letakkan. Biasanya orang yang memikul nasi tersebut adalah laki-laki yang
berjumlah 4 orang. Setelah orang-orang dari seluruh kampung berkumpul maka di dilakukanlah arak-arakan nasi tersebut menuju masjid. setelah nasi tersebut diletakkan di dalam
masjid kemudian dilakukan pembacaan doa dan Barjanji yaitu semacam puji-pujian kepada Allah SWT. Sebelum nasi tersebut dimakan bersama ada
tradisi yang tidak kalah serunya yaitu tradisi menghamburkan Uang receh yang
biasanya di campur dengan beras kuning dan bunga Rampai serta permen, kemudian akan dihamburkan kearah orang-orang yang
hadir dalam masjid tersebut untuk kemudian di perebutkan, hal ini biasanya
adalah momen yang paling ditunggu tunggu dan memiliki nilai kebersamaan yang
tinggi, setelah itu barulah nasi kuning tersebut dimakan berasama- sama. Perlu
diingat hal tersebut bukanlah suatu tradisi yang mengandung unsur tahayul
maupun syirik karena di dalam tradisi tersebut tidak ada maksud untuk menduakan
ALLAH SWT, dan membesar besarkan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW hal tersebut hanyalah semata mata bentuk
kebersamaan dan silahturahmi antar penduduk yang di wujudkan dalam Maulid nabi
tersebut. Setelah acara pagi hari tersebut selesai dilanjutkan acara sore
harinya lagi yaitu setelah ba’da Ashar,
orang-orang dari seluruh kampung pergi ke masjid untuk mengantarkan nasi yang lengkap dengan lauk,
sayur serta kue-kue, yang dihidangkan di dalam masjid dan kemudian dimakan
bersama sama. Sekali lagi hal tersebut adalah bentuk silaturahmi dan rasa
kekeluargaan yang terjalin antar sesama penduduk Desa Riam Danau.
Ada salah satu tradisi yang unik
menyambut datangnya Idul fitri, setelah satu
bulan berpuasa, pada saat malam terakhir dibulan ramadhan biasanya
diadakan Pawaai keliling kampong dengan menggunakan gerobak dan pengeras suara
sambil melantunkan takbir yang diringi dengan pukulan beduk hal ini menandakan hari
kemenangan melawan nafsu selama satu
bulan berpuasa, biasanya seluruh warga desa ikut pawai dengan berjalan kaki dan
membawa obor, dan sebagian lagi menggunkan kendaraan berupa motor yang berada di barisan belakang
Tradisi unik lainya yaitu mandi Safar yang dilakukan di salah satu hari
dibulan safar, biasanya para penduduk mandi di sungai maupun mata air yang ada,
pada saat tersebut baik anak- anak, tua maupun muda ikut mandi, selain mandi
juga penduduk mengambil air yang telah dibacakan doa kepada Allah swt dengan
harapan agar terhindar dari segala macam hal-hal yang negatif, dan selalu
mendapatkan berkah dari Allah pada saat tersebut terasa sekali rasa kebersamaan
dan juga saling berbagi antara sesama.
Tradisi unik lainnya yaitu doa kasah yang dilakukan
pada bulan rabbi ul awal, tradisi tersebut biasanya dilakukan oleh para pemuka
pemuka- pemuka agama islam yang dengan membaca ayat alquran surah al Baqarah,
yang dilakukan dengan berjalan dari ujung kampung ke ujung kampuung, selama perjalanan tersebut
ayat al quraan terus dibacakan dan di setiap depan rumah penduduk diletakaan
air yang nantinya digunakan untuk mandi dan minum dengan harapan agar selalu
mendapat lindungan dari Allah SWT, pada
saat doa kasah tersebut banyak dari penduduk juga ikut serta berjalan mengikuti
prosesi doa kasah tersebut, dan biasanya ada penduduk yang menyediakan hidangan
baik itu berupa makanan berat maupun makanan ringan yang dihidangkan di tengah
jalan kemudian rombongan doa kasah tersebut berhenti dan pemuka agama membacakan
doa, setelah itu hidangan tersebut di santap bersama sama. Setelah sampai di
ujung kampung terakhir rombongan tersebut berhenti dan salah satu penduduk
kemudian mengumandangkan adzan dg tujuan agar energy negatif yang ada desa
tersebut pergi, sebenarnya tradisi doa kasah adalah ritual yang diadakan untuk
menghilangkan energy- energy negative yang ada dalam desa tersebut dan berharap
agar selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Itu adalah beberapa tradisi unik
yang mengandung unsur- unsur relegius yang tinggi,dan tugas kita sebagai
khusunya warga Riam Danau ataupun generasi penerus yang lain adalah harus terus
melindungi dan melindungi tradisi tersebut agar tidak punah dan hilang selama
tradisi tersebut tidak mengandung unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran islam
dan menduakan Allah SWT. Kita wajib melindungi dan melestarikan tradisi
tersebut karena dalam tradisi tersebut syarat dengan pesan- pesan moral, yang
mengajak kita untuk selalu menjaga hubungan, baik itu dengan sesama manusia
maupun hubungan dengan Allah SWT.
BERSAMBUNG....
segini dulu ya sahabat nanti saya lanjutkaan di DESA RIAM DANAU PART 2 :D